Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) memiliki Badan Pembina Harian (BPH) yang diatur dalam Statuta UMRI sebagai berikut:
(1) Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Riau (BPH UMRI) dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
(2) Badan Pembina Harian berfungsi mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melaksanakan tugas:
a. memberi arah dan pertimbangan kepada UMRI dalam pengelolaan UMM;
b. bersama pimpinan UMRI menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan;
c. bersama pimpinan dan Senat UMRI menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Statuta;
d. membuat laporan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
(3) BPH UMRI berwenang:
a. mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga kependidikan tetap Persyarikatan atas usul Pimpinan UMRI ; b. melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan UMRI ;
c. melakukan pembinaan dan pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;
d. melakukan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan Badan Usaha Milik UMRI .
(4) Badan Pembina Harian terdiri atas:
a. unsur Pimpinan Persyarikatan sebagai wakil Persyarikatan;
b. unsur tokoh Persyarikatan yang berpengalaman dalam dunia pendidikan tinggi;
c. unsur tokoh masyarakat yang berpengalaman dalam dunia pendidikan dan memahami Persyarikatan.
(5) Susunan BPH sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang yang terdiri atas unsur Ketua, Wakil Ketua,Sekretaris, Bendahara, dan Anggota.
(6) Pengangkatan, pemberhentian, dan perubahan anggota BPH ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas usul pimpinan UMRI bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur melalui Majelis Pendidikan Tinggi.
(7) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) perlu memperhatikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pekanbaru.
(8) Keanggotaan BPH diberhentikan dan/atau dilakukan perubahan karena masa jabatan berakhir, pengunduran diri, meninggal dunia, atau berhalangan tetap.
(9) Keanggotaan BPH pada masa jabatannya dapat dilakukan perubahan karena pengunduran diri, meninggal dunia, atau berhalangan tetap.
(10) Ketentuan jabatan BPH diatur sebagai berikut:
a. masa jabatan BPH 4 (empat) tahun;
b. Ketua BPH tidak boleh dijabat oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Ketua Pimpinan Persyarikatan dibawahnya;
c. Ketua BPH dapat dijabat oleh orang yang sama maksimal dua kali masa jabatan;
d. Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota BPH tidak boleh merangkap unsur pimpinan PTM dan pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah lainnya.
(11). Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat mengambil kebijakan lain dalam hal tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), ayat (7), ayat (8), ayat (9), dan ayat (10) demi kemaslahatan Persyarikatan.